TRULLY MADLY DEEPLY

TRULLY MADLY DEEPLY

Jumat, 09 Juli 2010

Vacation Part II

Kelanjutan dari part I nih..dalam resepsi ini, gua belajar satu hal. Jadi alkisah disana kita bertemu dengan handai taulan dan kerabat yang gua juga ngga hapal dhe semuanya yah, ada seseorang wanita yang menarik perhatian. Cantik iya, berumur sekitar 40, but awet muda, dengan perhiasan yang bling-bling dan gaya anggun masuk ke ruang resepsi. Begitu membuka mulut, wadaw..sombong bener kalimatnya.Ngga usah gua jelaskan dhe dia ngomong apa yah, Cuma banyak banget tamu yang kayanya risih gitu dhe sama dia.

Dia punya hubungan kekerabatan yang erat sama sepupu gua, tapi bukan dari pihak kita. Menurut yang gua dengar, wanita ini kaya raya, rumahnya mewah, bahkan kamar mandinya aja ada 10 di rumah. Kebayang donk kayanya? Ngga semua orang bisa datang bertamu ke rumahnya, bahkan mau masuk rumahnya aja mesti tinggalin KTP di satpam depan. Glek..ngga kebayang sama gua.

Maju melalui deretan tetamu, melangkah dengan anggun bahkan ngga menoleh untuk menyapa orang-orang yang lebih tua dari dia. Salut….ha..ha. Selama ini gua cuma mengira orang-orang kaya yang angkuh cuma ada dalam sinetron2, ternyata dalam realita juga ada..:) Bahkan menyapa nenek gua yang udah jalannya terseok-seok pun dia ogah, bahkan menatap dengan pandangan sedikit merendahkan. Hello, nenek gua emang bukan turunan bangsawan, hidup juga dengan sederhana tapi ngga perlu donk merendahkan orang tua seperti itu ( sempet esmosi juga gua )

Dalam perjalanan pulang selesai resepsi, bokap gua sedikit bernasihat “ jika suatu saat kita menjadi orang sukses, kaya raya, tidak perlu sombong. Hidup itu bukan kita gunakan untuk menghina dan merendahkan orang yang tidak mampu. Untuk apa harta banyak jika tidak mempunyai teman. Untuk apa uang yang banyak, apakah uang bisa membeli apapun yang kita inginkan? Uang dan harta bukanlah jaminan kita dihormatin, tapi perilaku yang menyenangkan yang membuat orang jauh lebih hormat pada kita. “

Gua pribadi, memandang orang yang sombong, hanya menatap dengan kasihan. Apakah mereka tidak menyadari, harta yang berlimpah adalah jaminan hidup bahagia? Memang pada saat sekarang harta melekat dalam diri kita, kita bisa melakukan apa pun juga, mungkin malah orang tertunduk-tunduk menuruti perintah kita. Tapi pernahkah kita menyadari, apakah harta akan abadi selamanya?

Hidup itu bagaikan roda, ada saatnya berada diatas dan ada saatnya berada dibawah. Jika kita diatas, ingatlah untuk memandang ke bawah, dimana masih banyak terdapat orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Bukan untuk memegahkan diri, apalagi menghina dan merendahkan orang yang tidak mampu. Jika kita berada di bawah, janganlah putus asa, selagi kita berpegang teguh pada Tuhan dan berusaha dengan kuat, kita akan maju, dapat merangkak naik..namun tetaplah ingat pada saat kita di puncak, ingatlah untuk memandang ke bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar